Tiga
liukan heliks dalam bingkai heksagonal berwarna perak mengilap, symbol
Intelegensi Embun Pagi untuk rangkaian akhir serial Supernova. Kali ini saya
tidak begitu menyenangi Putih untuk warna sampul, murni karena alasan estetika
(kurang enak dalam pandangan saya ^_^). Serial terakhir ini merupakan rangkuman
jawaban dari 5 (lima) serial Supernova sebelumnya (Kesatria Putri dan Bintang
Jatuh, Akar, Petir, Partikel, dan Gelombang). Setiap pembaca yang mengakrabpi
karya Dee, terutama Supernova, mungkin punya ekspektasi yang berbeda tentang
akan bagaimana Dee mengakhirinya. Saya pun demikian, dari keseluruhan serial
Supernova saya sangat menyenangi KPBJ dan Petir meskipun KPBJ bukan karya
terbaik menurut Dee. Menyenangi KPBJ dan Petir berbanding lurus dengan
terobsesinya saya kepada Diva dan Elektra, karena ekspektasi itulah membuat
saya sedikit kecewa setelah membaca IEP.
Diva
tidak termasuk pemeran utama dalam perjalanan IEP, meskipun saya sedikit
terhibur menemukan Elektra yang tetap lucu dan tulus. Namun Dee entah pada
kesempatan yang mana memang telah mengungkapkan bahwa tidak mungkin untuk
menyenangkan semua pihak, tidak mungkin untuk memenuhi harapan setiap orang, dan
setuju dengan alasan itu maka saya
mahfum :).
Membaca
99 keping (Bab) dalam serial Supernova IEP bagi saya layaknya menemani
perjalanan Dee memahami Eksistensi. Meskipun bahasa tidak selalu punya padanan
yang tepat untuk mewakilkan makna, ada satu titik dimana saya selalu bersepakat
dengan Dee tentang keterhubungan segala sesuatu, keterpisahan dalam realitas
hanyalah ilusi sebagai syarat pertahanan hidup. Otak manusia entah bagaimana,
dibatasi hanya untuk mengingat dan menyimpan potongan-potongan peristiwa. Namun
dibalik itu saya percaya ada akal untuk memahami keseluruhan, memahami paradoks
semesta. Itulah kenapa “ilham” (saya tidak memiliki padanan kata yang lebih
mendekati) akan selalu hadir sebagai jawaban untuk segala pertanyaan tentang
Hidup.
Pada
setiap serial Supernova Dee selalu menyelipkan “Tanda Tanya” besar itu, dan menurut
saya Dee menggambarkan paradoks dan keterhubungan semesta dengan begitu baik
pada dialog Ruben dan Dimas dalam serial KPBJ, pada penjelasan ibu Sati ke
Elektra dalam serial Petir, dan kalian akan menemukan sedikit pada penjelasan
Simon ke Zarah dalam serial IEP *MasihBaper* atau mungkin hanya karena saya
tidak begitu mengerti tentang apa
hubungan Tatto dalam serial Akar, Jamur dalam serial Partikel, dan Mimpi dalam serial
Gelombang dengan Eksistensi. Ahhhh dasar.. ini akibat dari terjebak pada
hal-hal yang tampak dipermukaan.
Kembali
ke IEP diluar dari jawaban yang dinanti oleh setiap pembaca Supernova, pada
serial terakhir ini dengan segala keterbatasannya saya harus mengakui satu hal
bahwa Dewi Lestari adalah satu dari sedikit orang yang masuk dalam daftar orang
paling berpengaruh dalam hidup saya :D dia memiliki kualitas untuk dipuja..
kalian mungkin tidak akan percaya bahwa tidak semua runutan kejadian dirancang
Dee dari awal. Bagaimana Dee seharusnya mengakhiri kisah Diva si Bintang Jatuh
merupakan kejutan yang tidak menyenangkan untuk saya pribadi, tetapi memang
sudah semestinya begitu. Memilih peretas, inviltran dan sarvara kemudian
mensingkronisasi dengan kisah mereka sebelumnya merupakan hal yang patut
diapresiasi, meskipun ada beberapa perpindahan dari satu peristiwa ke peristiwa
selanjutnya yang kadang saya kehilangan runutannya.
Setelah
membaca IEP, masing-masing kita
mempunyai pendapat yang berbeda mengenai Infiltran, Peretas, dan Sarvara,
saya memahaminya tidak dalam kerangka pihak mana yang baik dan buruk.
Infiltran, Peretas, ataukah Sarvara mereka akan selalu ada sebagai manifestasi
dari segala hal paradoksal. Memihak salah satu kelompok justru akan mengaburkan
maksud sebenarnya. Keberpihakan bukanlah untuk mentasbihkan kelompok yang satu
lebih superior dari kelompok lainnya, karena perselisihannya menurut saya ada
pada upaya untuk mempertahankan stabilitas dan status quo.
Saya
masih menyimpan berbagai pertanyaan yang ingin langsung saya tanyakan sekiranya
punya kesempatan untuk bertemu kembali dengan Dee.
Apa
yang terjadi sekiranya Rana terbangun dari amnesianya?
Bagaimana
jika batu yang dipegang Zarah untuk membuka portal di Bukit Jambul adalah batu
miliknya bukan milik ayahnya?
Bagaimana
jika skenario Isthar lah yang terjadi pada saat pembukaan Portal terakhir di
Bukit Simaung-maung Ataukah justru skenario para inviltran dan peretaslah yang terjadi?
Dan
bagaimana jika Diva berhasil dengan rencana percepatannya, ide tentang evolusi
kesadaran?
Terakhir
siapa yang menyangka bahwa ending dari serial Supernova ini sesungguhnya ada
pada kisah cinta sejati Isthar dan Alfa. Peratas, Inviltran, Sarvara dengan
segala kisah dan fakta yang membungkusnya tidak mampu menyembunyikan kisah
cinta sejati mereka meskipun hanya dibahas sekilas pada serial Gelombang dan
serial IEP pada keping 92 (Alfa Omega), namun telah cukup membuat saya ikut
merasakan patah hati yang dialami Isthar dan Alfa.
“Bayangkan,
rasanya menjadi aku. Harus memburumu setiap kelahiran. Menungguimu di setiap
kematian. Mengingatkanmu berulang-ulang siapa aku, siapa kamu. It’s torturing, Love. But I also got to watch you falling in love
with me, desperately, over and over again. Diantara mereka berdua, ia
kembali dikutuk menjadi satu-satunya pihak yang ingat.
Tangan
Alfa merentang perlahan, menghapus butiran air di pipi Isthar. Ini tidak mudah
buatku, katanya lirih. Aku tidak pernah ingin menyakitimu. Satu kali pun.
Di sela
linangan air matanya, Isthar tersenyum tipis. Aku tahu. Tapi, kamu terus
melakukannya, berkali-kali.”
OMG..
Saya rindu mencintai. Rindu merasakan energi yang membuat Isthar berani,
membuat Isthar bertahan menunggu selama berjuta-juta kelahiran.
Dan
sesungguhnya di balik rasa rindu itu, saya tetap menyimpan hasrat untuk menjadi
secerdas Diva, setulus dan selucu Elektra, namun tetap anggun dan sekalem Zarah
juga memiliki kisah cinta seindah kisahnya hahahhaha… Dewi Lestari engkau luar
biasa dalam menghidupkan Tokoh!
Selamat
memahami. Sampai jumpa di kesempatan lainnya ^_^
ijin link blogspotnya dik :)
BalasHapusWaahhh dengan senang hati kaak.. tafaddol :)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus