Jumat, 30 November 2012

Agar Binar Itu Tetap Saya Temukan Dimata Kalian Anakku

Kalian Paling Mengerti Bagaimana Cara Membayar Lelahku Seharian, Penat yang tak kunjung usai, gejolak karena terlalu sering patah hati sekaligus jatuh cinta pada saat bersamaan.

Cara itu tidak selalu dalam bentuk, tingkah aneh dan perkataan lucu dari bibir mungil kalian, terkadang ia hadir dalam wujud rengekan dan teriakan karena pertengkaran yang tidak selalu kumengerti sebabnya apa..

Kalian anak-anakku karena perempuan yang kalian panggil dengan sebutan "Ummi" memiliki pertalian darah denganku, jauh sebelum kalian lahir,bukan!! dulu sebelum ia memutuskan untuk menikah, ia sosok kebanggaan sekaligus panutanku, ia merupakan sosok yang biasa dengan keinginan sederhana, namun bukan karena dua hal itu ia menjadi sosok kebanggaanku. Melainkan keteguhan sikapnya mempertahankan hal yang ia anggap prinsip, namun sosoknya berubah begitu ia memutuskan untuk menikah. Bukan..bukan keputusannya untuk menikah yang membuatku tidak lagi mengidolakannya.. Lebih dari itu, dia menjadi sosok asing dengan pemahaman baru, yang tidak bisa lagi diterima akalku..

Perbedaan pola pikir, menyebabkan cara pandang kami tidak lagi sama, meskipun saya tau bahwa mengingkari perbedaan adalah fantasi yang menafikkan fakta kemajemukan,
tetap saja ada bagian dari diriku yang tidak terima dengan perubahan itu,, mungkin bukan tidak terima,, lebih karena kecewa. Kecewa karena pengabaiannya terhadap fakta yang terjadi, sehingga berefek pada pola asuh dan pola didiknya terhadap kalian. Hmmmmmm.. Sudahlah realita ini juga tidak mudah baginya,, meskipun ia tidak pernah mengeluh, namun tidak sekali dua saya menemukannya duduk berlama-lama dengan pandangan kosong tanpa terusik oleh apapun bahkan tangisan dan rengekan kalian.

Bagaimana memahamkan kalian, pergolakan bathin yang entah bagaimana cara mencegahnya, setiap kali kejadian itu terulang. Namun satu hal yang kalian harus tahu, bahwa bahagia itu pilihan wajib. Tetaplah merengek, bersorak, mencoret dinding, dan bermain sabun, berbahagia oleh hal remeh yang tetap mampu kalian nikmati melalui binar mata kanak-kanak kalian.. Usah kalian risaukan resah itu, karena sungguh sesal itu selalu hadir bila karena lelah kami mengabaikan kalian,, bahkan sekedar melupakan permen yang kami janjikan.

Berbahagialah karena kalian anak-anakku, meski mungkin nanti kalian berubah menjadi sosok yang begitu kompleks,, meski tidak percaya pada kepastian...

Tetap ingin saya jaminkan kebahagiaan itu..

Agar binar itu tetap saya temukan di mata kalian anakku

(menjelang senja, menunggu jam pulang kantor #Penat 191011) #Pernah diPostkan sbg catatan diFB :)