Selasa, 02 Desember 2014

The fault in our stars




Aku percaya kita punya pilihan untuk menceritakan kisah sedih!!  Di satu sisi kau bisa mempermanisnya seperti dalam film dan novel romantis dimana gadis cantik belajar pelajaran indah, dimana tak ada masalah yang tak bisa diperbaiki dengan permintaan maaf dan lagu Peter Gabriel.  Aku sangat suka gadis dengan versi seperti itu.. percayalah itu tak benar, inilah yang benar.. Maaf!!

Kalimat sinis ini, merupakan pembuka kisah film dengan durasi 120 menit, tanpa jedah iklan, awalnya sayapun mengira kisahnya seperti yang digambarkan dalam novel dan drama  inspiratif, tentang penderita kanker yang berhasil melawan penyakitnya, hidup penuh semangat, menginspirasi dan berhasil membuat DUNIA kehilangan karena kepergiannya. Namun yang ini berbeda!!

Hazel Grace (Shailene Woodley) Penderita penyakit tiroid stadium 4 dan koloni satelit yang menyerang paru-parunya. Untuk kasus penyakitnya dia tergolong yang unik, Phalanxifor yang tidak berhasil pada lebih dari 70% pasien tapi hal itu bekerja untuknya. Namun karena hal inipula yang mengharuskannya menjalani rutinitas minum delapan resep obat tiga kali sehari, jadwal periksa ke dokter, dan menjadikan kanula dan tabung oksigen sebagai sahabatnya, tabung itu separuh paru-parunya, hidupnya bergantung pada tabung itu.

Singkat cerita Hazel bertemu pemuda sesama penderita kanker. Augustus Waters (Ansel Elgort) pada pertemuan kelompok yang diadakan untuk berbagi kisah dan saling memotifasi bagi mereka yang bernasib sama,, kanker!! Augustus adalah jenis pemuda yang akan kalian temui dibanyak drama. Manis, optimis, dan tentunya menyenangkan. Jenis manusia yang selalu  belajar menerima takdir.

aku Cuma mau bilang akan datang masa dimana kita semua mati, ada masa sebelum manusia dan ada masa setelah manusia mati, bisa saja besok, bisa saja sejuta tahun dari sekarang dan ketika itu terjadi takkan ada yang mengingat Cleopatra, Muhammad Ali, atau Mozart apalagi kita.. terlupakan itu pasti!! Ini jawaban Hazel untuk pernyataan penuh optimisme Augustus dipertemuan rutin sore itu.

Cara pandang sinis Hazel tentang hidup, begitu dipengaruhi oleh novel yang dibacanya berulang-ulang sampai ibunya beranggapan ia depresi. “An Imperial Affliction”, ditulis oleh Peter Van Houten. Novel yang bercerita tentang Anna seorang penderita kanker. Menurut Hazel, Peter satu-satunya orang yang mengerti rasanya sekarat tapi tak benar-benar mati. Begitupun dengan Augustus, punya sebuah novel yang begitu memengaruhi cara pandangnya melihat hidup “Counterinsurgence”. Namun berbeda dengan An Imperial Affliction, Counterinsurgence merupakan game yang kemudian ditulis menjadi sebuah novel tentang bagaimana menerima takdir dan dikenal dunia.. tentu saja dengan kehormatan, pengorbanan,keberanian, dan kepahlawanan.

Hazel ingin sekali percaya layaknya Augustus, bahwa hidup.. bagaimanapun susah kita menjalaninya, akan selalu ada akhir yang bahagia, akan selalu ada pelangi setelah hujan reda. Karena alasan itulah maka dia bertekad untuk menemui Peter Van Haouten, untuk menanyakan akhir dari kisah Anna, yang dikemas tanpa memberikan kepastian akhir dari kisahnya, dan setelah menemui berbagai kendala, akhirnya ia berhasil tiba di Amsterdam menemui penulis idolanya. Namun layaknya hidup, harapan pun selalu tak tertebak akhirnya.

Peter Van Houten sama sinis seperti tulisannya, memilih menjalani sisa hidup tanpa pernah lagi percaya kekuatan harapan.

Film ini tidak berakhir bahagia, layaknya film dengan genre yang sama. Meskipun tidak heroik akan tetap kalian temukan semangat… meskipun secercah akan tetap ada harapan.. tanpa mimpi muluk.. tanpa kisah cinta yang mengharu biru.. Realistis!! Apa adanya!! Hanya tentang cara jujur menjalani hidup.

(saya jatuh cinta pada Augustus untuk adegan dan kalimat ini)

Aku tahu cinta itu ibarat berteriak diruang hampa udara..
dan terlupakan itu pasti..
dan bahwa kita semua ditakdirkan begitu
dan bahwa suatu hari semua jerih payah kita akan kembali menjadi debu
dan aku tahu matahari akan menelan satu-satunya bumi yang pernah kita miliki
dan aku jatuh cinta padamu..
maaf..
 
(dan saya begitu bangga pada Hazel untuk kalimat ini) 

Tahu tidak obsesi yang kau punya tentang ’ingin dikenang’?
aku marah karena kupikir kau spesial? apa hal itu belum cukup?
Kau pikir satu-satunya jalan agar hidupmu terasa berarti adalah setiap orang harus mengingatmu..? menyayangimu…?
Begini saja gus, ini hidupmu khan?
Kau punya semua, kau punya aku, dan kau punya keluargamu, dan kau punya dunia ini, itu cukup!!
Jika masih belum cukup bagimu, maka aku minta maaf..
tapi bagiku itu amat berarti karena aku mencintaimu, dan aku akan mengenangmu. 
 
Terakhir, saya juga merekomendasikan Film lama, tayang 2001 dengan judul Sweet November. Film dengan konflik yang sama namun cara penyelesaian berbeda, diperankan oleh Keanu Revees dan Charlize Theron. Jedah selama 13 tahun 2001-2014 Film-film ini, membuktikkan bahwa cara pandang universal itu berubah dan begitu memengaruhi prinsip kita menjalani HIDUP

Selamat Menonton.. sama seperti Augustus.. Kita akan mencintai Hazel yang betul-betul cantik dan selalu tampak cerdas ^_^