Kamis, 26 Desember 2013

Dan Akhirnya Inferno




Inferno karya terbaru Dan Brown ini kembali menyita perhatian para penggemar sastra-sains, sama seperti  karya-karya  sebelumnya ‘Inferno’ menawarkan petualangan dan hal kontroversial mengenai latar belakang sejarah sebuah karya seni ataupun hal yang melatar belakangi dibangunnya tempat-tempat yang disaat sekarang telah menjadi monumen-monumen sejarah.

Masih dengan Tokoh yang sama dari tiga karya sebelumnya, The Da Vinci code, Angels and Demonds, serta the Last symbol, Dan Brown menawarkan perjalanan menegangkan bersama Robert Langdon menyusuri kota tua Florence,  Italia. Mencoba menyelesaikan misi rahasia yang selalu dengan sengaja dibebankan kepadanya, mengingat gelar yang dia sandang sebagai professor dalam bidang simbologi. Namun kalau dalam tiga karya sebelumnya sang tokoh “Robert Langdon” mencoba untuk menjawab teka-teki yang berhubungan dengan symbol-simbol keagamaan dalam tradisi katolik (yang sempat menggemparkan vatikan, dan karenanya buku The da vinci code dan Angels and Demons sempat menuai kecaman dari pihak gereja Vatikan) kali ini berbeda, Dan Brown meduplikasi mahakarya terhebat yang pernah ditulis__ “Inferno” karya Dante Alighieri.

Diawali dari terbangunnya Langdon dirumah sakit, dan syok karena mendapati dirinya tengah berada di Florance, kisah ini menawarkan pengalaman yang luar biasa dan pengetahuan tentang kiamat yang tak terelakkan yang dipicu oleh overpopulasi

“Nerakanya Dante bukanlah Fiksi.. itu ramalan!
Kesengsaraan yang luar biasa. Penderitaan yang menyiksa. Inilah gambaran hari esok.
Umat manusia, jika tidak terkendali, berfungsi sebagai wabah, seperti kangker.. jumlah kita meningkat pada setiap generasi hingga kenyamanan duniawi yang pernah menyehatkan hidup dan persaudaraan kita menyusut sampai habis…
Monster-monster didalam diri kita… yang bertempur hingga mati untuk memberi makan keturunan kita.
Inilah neraka Sembilan-lingkaran Dante.
Inilah apa yang menanti.
Ketika masa depan datang menggilas, dipicu oleh perhitungan matematis Malthus yang tak tergoyahkan, kita berdiri goyah diatas lingkaran pertama neraka…. Bersiap terjun lebih cepat daripada yang pernah kita bayangkan.

Knowlton mengehentikan video itu, Perhitungan matematis Malthus??  Pencarian internet menuntunnya pada informasi mengenai ahli matematika dan demografi inggris abad kesembilan belas terkemuka bernama Thomas Robert Malthus, yang dikenal meramalkan keruntuhan global akibat overpopulasi.

Biografi Malthus membuat Knowlton cemas karena menyertakan kutipan mengerikan dari bukunya, An Essay on the principle of Population: Kekuatan populasi sangat mengungguli kekuatan bumi untuk menghasilkan penghidupan bagi manusia, sehingga kematian premature harus, dalam bentuk tertentu atau lainnya, mengunjungi umat manusia. Sifat jahat umat manusia bersifat aktif dan bisa berfungsi sebagai depopulasi. Sifat- sifat jahat itu bisa memicu perang yang menyababkan pemusnahan besar; dan sering kali bisa menyelesaikan sendiri pekerjaan mengerikan itu. Namun, seandainya kejahatan gagal melancarkan perang pemusnahan, musim penyakit, epidemi, pes, dan wabah maju membentuk barisan yang luar biasa, menyapu ribuan dan puluhan ribu manusia. Seandainya kesuksesan masih belum bisa diraih sepenuhnya, kelaparan besar yang tak terhindarkan akan membuntuti dari belakang, dan dengan satu pukulan kuat akan menyeimbangkan populasi dengan jumlah makanan yang ada di dunia.

Dengan jantung berdentam-dentam, knowlton memandang kembali bayang-bayang sosok berhidung paruh dalam video yang dia Pause.
Umat manusia, jika tidak terkendali, berfungsi seperti kangker. Tidak terkendali. Knowlton tidak menyukai kesan kata-kata itu.
Dengan bimbang, kembali dia menjalankan video.
Suara teredam itu berlanjut.
“Tidak melakukan sesuatu apa pun berarti menyambut neraka Dante…. Berjejalan dan kelaparan, bergelimang Dosa.
Maka, dengan sangat berani, aku bertindak.
Beberapa orang akan menciut ketakutan, tapi semua keselamatan ada harganya.
Suatu hari nanti, dunia akan memahami keindahan pengorbananku.
Karena akulah keselamatanmu.
Akulah sang Arwah.
Akulah gerbang menuju zaman Pascamausia.

Ini esensi, penyebab konflik yang membuat buku ini menarik bagi saya, kecerdasan Dan Brown dalam mengolah sejarah, sains, seni, kode dan symbol kemudian mengemasnya dalam sebuah novel adalah langkah genius yang tidak dimiliki oleh semua orang. Saya membayangkan kalau saja model dan cara penyempaian mata kuliah tentang kelangkaan sumberdaya, seapik dan semenarik ini, tidak melulu table dan kurva dengan penyampaian yang tidak sekaku karya tulis ilmiah, saya fikir akan menjadi salah satu campaign yang menarik dalam mengatasi kelangkaan sumberdaya #ObsesiPribadi ^_^

Lalu apakah Langdon berhasil memecahkan misterinya kali ini, tidak ada yang lebih menyenangkan selain menjadi bagian dalam perjalanan Langdon menyusuri setiap jengkal Florance, merasakan sensasi dan adrenalin yang berpicu karena disetiap Babnya selalu dipenuhi kejutan. Dan akhirnya…….. Inferno

Jumat, 04 Oktober 2013

Mungkin Karenamu ^_^

Aku mencintaimu.. begitu saja..!!
tanpa gejolak,, tanpa pretensi,, apalagi harapan..
hanya getar.. yang hadir setiap kali mengingatimu atau merekamu diimajiku
layaknya guling yang kau dekap,, menjaga nyenyak tidurmu.. tanpanya mungkin tidurmu tak akan sama,, namun bukan berarti kau tidak dapat tidur..

Artimu bagiku serupa guling itu..!! getar yang selalu sama dan tak pernah buncah, namun tak pula bosan,, meskipun hampir setiap hari dalam setahun ini kita bertemu..

Aku menyukai semua kelasmu, kadang panik hingga patah hati dengan semua tugas-tugasmu, namun karenamu aku mengerti bahwa ungkapan "cintailah gurunya maka kau akan paham apapun yang diajarkannya". Denganmu aku mengalamaminya,, walaupun sedikit berbeda.. "akan paham" untukku diubah sedikit,, menjadi berusaha paham :D

Aku menyenangi aksenmu dalam bahasa inggris,, jari dan kuku bersihmu saya fikir pemandangan menyenangkan diantara angka dan kurva yang tak pernah luput dari semua mata ajaranmu...

Terimakasih untuk selalu menyebut namaku, menuliskannya dengan huruf "N" lengkap,, aku merasa berarti karenanya.. untuk setiap motivasi bahkan cerita akumu,, membuatku mengerti tentang hidup yang harus terus dijalani

Kalau besok tak ada lagi tegur sapa,, maka hari ini telah kubuat bosan malaikat pencatat dengan mengikutkan namamu disetiap akhir doaku..

Aku mencintaimu begitu saja..!!! tak ingin lebih apalagi sampai dikurangi

Tetaplah begitu :)

Jumat, 13 September 2013

Menemanimu

Akhirnya aku betul-betul menyaksikanmu menjalaninya dengan gugup, terburu-buru bangun pagi karena jam delapan masih terlalu subuh bagimu, hal itu tidak mengherankan mengingat waktu tidur malammu dimulai pukul lima dini hari. sebelumnya aku tidak pernah membayangkan momen ini akan kau lewati denganku. 

 

 Kau tau.. setiap kita selalu butuh perayaan dan saya fikir dari sekian banyak momentum yang seharusnya dirayakan maka momen ini bagimu, menurutku merupakan salah satu yang harus dirayakan :) entahlah.. anggaplah aku berlebihan! namun aku sudah menunggunya, bahkan dalam imaji aku merekanya dengan begitu sempurna. Dan hari ini akan kupastikan tidak ada yang boleh menghalangiku melakukannya, tidak juga olehmu. karena percayalah.. diantara sekian banyak hal yang ingin ku lakukan dalam hidup, menemanimu melewati hari ini adalah salah satu yang sangat ingin ku lakukan.. 

 

meskipun tak sesempurna rencana dalam imajiku, aku berusaha sebisa mungkin membuatnya pantas untuk dikenang.. bukan olehmu, tapi untukku. Semua hal yang ku harap terjadi dihari pertamaku kuliah, ku lakukan pagi ini untukmu.. menyambut pagimu dengan senyum dan wangi busa sabun bercampur body lotion yang masih tercium samar wanginya, sarapan dengan teh yang terlalu banyak gula (itu karena dalam imaji aku menamakan pagi ini "Morning Sugar"hihihihihihi..). Dan kau melewati hampir semua aktivitas pagi ini dengan baik (Aku bahkan tak perlu mengetuk pintu kamar untuk membangunkanmu), meskipun acara minum teh tak sempat dibarengi obrolan ringanmu, mungkin karena kau takut membangunkan seisi rumah yang masih saja lelap.

 

Dan tibalah kita di tempat ini, kampus yang dengan beberapa alasan akhirnya menjadi pilihanmu. aku tak pernah mau peduli dengan alasanmu memilih kampus ini, karena mendengarmu akhirnya memutuskan untuk sekolah saja.. sudah merupakan kabar yang membahagiakan untuk ku. Kau mungkin bukan orang yang anti sekolah, namun masih terekam jelas diingatanku pernyataanmu kalau "sekolah itu candu". Awalnya aku berfikir alasan ini karena kau menolak tunduk, hingga akhirnya malam itu kau menelpon,, meminta maafku untuk semua pernyataan sinismu tentang sekolahku yang lebih dikarenakan kau iri dengan prosesku (nyaaakkk Hooaaaxxx :P)

 

Meskipun mungkin tak sama, apapun yang melatar belakangi motivasimu untuk sekolah.. itu cukuplah bagiku. Aku mencintaimu,, bukan!! aku mencintai gejolak yang hadir setiap kali mengingatimu hehehehehe, aku tak pernah betul-betul tau apakah aku mencintaimu utuh ataukah hanya orgasme dengan sel otak. Yang pasti bagiku kau lebih dari sekedar "Rumah" semesta kecil tempatku berbagi segala resah dan bahagia, aku selalu merasa mengenalmu sama baiknya seperti kau mengenali dirimu.

 

karenanya apapun yang menjadikan aku selalu merasa lebih baik, hal yang sama akan ku sarankan untuk kau lakukan. salah satunya bersekolah, sekolah menurutku sesuatu yang menertibkan kita  belajar.. belajar tentang segala hal baik, bukan hanya pengetahuan atau hal baru, lebih dari itu hal penting yang selalu tampak sederhana menurut hemat kita... Sikap, Kebiasaan dan menundukkan ego.. untukmu maka klausa ini masuk dalam daftar belajar ^_^

 

aku telah menghabiskan empat jam waktuku untuk menuliskan ini, waktu yang sama kau lewatkan untuk dua perkuliahanmu, banyak yang ingin kutuliskan namun karena begitu melonjak-lonjak, akhirnya bertengkar dengan diri sendiri, tentang kewajaran tulisan ini menghabiskan lebih banyak waktu daripada yang aku lakukan untuk mengetiknya. 

 

Hmmmm... baiklah mungkin sudah seharusnya aku mengakhiri, layaknya membebaskanmu mengapak, merasakan euforia, kepanikan yang mungkin kau rasa karena bangun kesiangan sementara ada tugas yang belum sempat kau selesaikan, bahagia dilingkungan baru, dan mungkin saja merasa bosan tak lama lagi :D bukankah dalam hidup kau harus merasai semuanya?? 

 

saat itu tiba,, datanglah.. aku disini..!! masih duduk diam ditempatku, dan tetap bersedia diam demi menuntaskan ceritamu.. Karena denganmu Hidup selalu punya sisi lucu untuk ditertawakan.

 

Mendung,,

Suatu Siang di Perpustakaan Univ.Nasional


 



Kamis, 07 Maret 2013

Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun

Saya Mengenal Kematian Seperti Halnya Kelahiran, Ia Merupakan Bagian Dari Proses perjalanan Panjang Bernama Hidup, Yang membedakannya hanyalah Sebuah Garis Batas Yang Kita Sebut Alam. Namun reaksi emosi yang ditimbulkannya sunggulah berbeda. Bahagia mewakili setiap kelahiran dan sedih serta nelangsa merupakan emosi yang hadir untuk setiap kematian.

Minggu ini saya menerima dua kabar kematian, yang pertama dari seorang kawan dekat tentang kematian bayinya, yang meskipun saya tidak tahu persis sebabnya, tetap saja tak mampu mengusir sedih yang tiba-tiba mengusik, yang kedua dari keluarga besar saya di Palopo yang mengabarkan tentang kematian satu-satunya orang, yang hari ini saya panggil dengan sebutan 'nenek' karena pertalian darah. Ibu dari ibu saya,(kedua orang tua dari ayah saya telah lama meninggal begitupun ayah dari ibu saya).

Mengapa sedih berkepanjangan, tangis bahkan raungan merupakan reaksi yang hadir untuk setiap kematian? itu untuk kita!! kita lagi menangisi diri untuk setiap kenangan, salah serta semua hal indah yang pernah kita lalui bersama dengan mereka, kita tiba-tiba gugup untuk setiap alasan tergantung kadar kedekatan hubungan kita, karena tak ada lagi seseorang yang akan kau panggil dengan sebutan nenek (untuk hubungan nenek dan cucu), Teman berbagi sedih dan gembira (untuk sahabat), berbagi beban (untuk suami dan istri). Kita tiba-tiba merasa sendiri!! Namun hal itu wajar selama tidak berlarut sampai menyebabkan kita lupa pada hakekat perjalanan sesungguhnya.

Karena doa merupakan salah satu hal yang menjembatani alam "Antara" kita, maka doa sebaiknya merupakan bingkisan indah dari hati untuk setiap kenangan dan hal baik yang telah kita lalui bersama almarhum(ah), dan kematian menjadi sarana setiap kita untuk merefleksi perjalanan kemarin, agar bijak senantiasa menapaki langkah untuk esok.

(For Grandma, kami menangis untuk maaf yang tak sempat terucap, kelakuan yang tertanam buruk diingatanmu, kami mengenangmu untuk senyum indah dan sapa bijak setiap kali perjumpaan, kekhawatiranmu yang selalu ampuh mencegah kami melakukan hal buruk. Akhirnya shalawat dan alfatiha mengiringi ikhlas kami untuk perjalananmu 23/02/2013)

Senin, 28 Januari 2013

Selamat Yang Harus Terucap

Akhir Januari 2013...
Sudah sangat telat untuk mengucapkan "Selamat Tahun Baru", seperti kebanyakan orang yang mensakralkan beberapa moment tertentu. Tahun Baru bagi saya merupakan salah satu hal yang masuk dalam kategori "sakral" itu,, selain tidur siang tentunya :) karena berganti itu menandakan gerak, menandai niscayanya perubahan.

Di tahun-tahun lewat, saya menandai tahun baru dengan berbagai ritual, mulai dari evaluasi (mengecek kembali mimpi-mimpi yang belum tercentang ditahun yang lalu), menuliskan resolusi, dan satu hal yang saya percaya akan membantu untuk mewujudkan mimpiku ditahun akan datang, bersedekah!! tanpa maksud pamer ;)

Namun menandai tahun ini tak ada resolusi, hanya evaluasi, bahkan ucapan selamat tahun baru yang awalnya telah saya reka penuh rencana, harapan, yang akan saya tuliskan dengan mengharu biru di blog inipun tiba-tiba menjadi tidak penting lagi, semangat saya kehilangan ruhnya. kesibukan akhirnya menjadi kambing hitam, untuk ritual yang tertunda itu.

Namun ada satu hal yang tak ingin saya lewatkan. Dan meskipun tanggalnya tidak lagi tepat, bahkan telah melewati gegap gempitanya perayaan, saya tak ingin kehilangan kesempatan mengucapkan "Happy New Year" kepada kalian serta kesempatan merapal doa dan harapan baik, yang semoga terwujud di tahun ini.

Usah menghawatirkan usia yang terus merangkak serta kerut yang menyertainya,, bukankah itu cara hidup untuk meyampaikan bahwa kita bertumbuh, resolusi tak menjadi keharusan, biarkan mengalir seperti itu.. apa adanya,, begitu saja.. tetapi jangan berhenti mengucap syukur dan doa, karena itu bagian dari cara semesta mewujudkan mimpi kita.

Selamat Tahun Baru Diakhir Januarinya :)