Kamis, 07 Maret 2013

Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun

Saya Mengenal Kematian Seperti Halnya Kelahiran, Ia Merupakan Bagian Dari Proses perjalanan Panjang Bernama Hidup, Yang membedakannya hanyalah Sebuah Garis Batas Yang Kita Sebut Alam. Namun reaksi emosi yang ditimbulkannya sunggulah berbeda. Bahagia mewakili setiap kelahiran dan sedih serta nelangsa merupakan emosi yang hadir untuk setiap kematian.

Minggu ini saya menerima dua kabar kematian, yang pertama dari seorang kawan dekat tentang kematian bayinya, yang meskipun saya tidak tahu persis sebabnya, tetap saja tak mampu mengusir sedih yang tiba-tiba mengusik, yang kedua dari keluarga besar saya di Palopo yang mengabarkan tentang kematian satu-satunya orang, yang hari ini saya panggil dengan sebutan 'nenek' karena pertalian darah. Ibu dari ibu saya,(kedua orang tua dari ayah saya telah lama meninggal begitupun ayah dari ibu saya).

Mengapa sedih berkepanjangan, tangis bahkan raungan merupakan reaksi yang hadir untuk setiap kematian? itu untuk kita!! kita lagi menangisi diri untuk setiap kenangan, salah serta semua hal indah yang pernah kita lalui bersama dengan mereka, kita tiba-tiba gugup untuk setiap alasan tergantung kadar kedekatan hubungan kita, karena tak ada lagi seseorang yang akan kau panggil dengan sebutan nenek (untuk hubungan nenek dan cucu), Teman berbagi sedih dan gembira (untuk sahabat), berbagi beban (untuk suami dan istri). Kita tiba-tiba merasa sendiri!! Namun hal itu wajar selama tidak berlarut sampai menyebabkan kita lupa pada hakekat perjalanan sesungguhnya.

Karena doa merupakan salah satu hal yang menjembatani alam "Antara" kita, maka doa sebaiknya merupakan bingkisan indah dari hati untuk setiap kenangan dan hal baik yang telah kita lalui bersama almarhum(ah), dan kematian menjadi sarana setiap kita untuk merefleksi perjalanan kemarin, agar bijak senantiasa menapaki langkah untuk esok.

(For Grandma, kami menangis untuk maaf yang tak sempat terucap, kelakuan yang tertanam buruk diingatanmu, kami mengenangmu untuk senyum indah dan sapa bijak setiap kali perjumpaan, kekhawatiranmu yang selalu ampuh mencegah kami melakukan hal buruk. Akhirnya shalawat dan alfatiha mengiringi ikhlas kami untuk perjalananmu 23/02/2013)